Format Lamaran Kerja yang Kurang Menjual
Mengapa Tidak Mendapatkan Panggilan Psiotes Format Lamaran Kerja yang Kurang Menjual
Oleh: Darmin A. Pella S.Psi MM
************
Dapat Juga dilihat di:
http://www.jobindo.
************
Saya sering sekali ditanyai pencari kerja. Baik yang ketemu
langsung, di seminar, pelatihan, per telepon, atau lewat
surat. "Kenapa Saya kirim lamaran dan sedikit sekali (atau tidak
ada) yang dipanggil?" Tidak hanya yang belum bekerja, juga yang
sudah bekerja, bertanya seperti itu.
Lalu Saya tanya, "Berapa yang sedikit itu? Berapa Anda kirim
lamaran?". Saya temukan rasionya 20 s/d 30 berbanding 1. Ya, ini
jumlah yang sedikit sekali.
Saya katakan kemudian bahwa lamaran tidak diundang karena tidak
berhasil memunculkan persepsi kualitas. Lamarannya buruk dari segi
format maupun isi. Minggu ini, akan Saya bahsa masalah formatnya
dulu.
Saya ingin menunjukkan pada Anda apa saja ciri lamaran yang buruk.
Saya telah sering menceritakan ini, dan sangat mudah menemukan
pencari kerja yang dengan semangat mengiyakan plus senyum malu-
malu "Ya, lamaran Saya seperti itu". Tidak apa-apa. Anda masih
punya waktu. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya.
Mengapa Format Berpengaruh
Format lamaran berpengaruh Karena ternyata, ketika Anda mengirimkan
lamaran tidak Semua Lamaran Dibaca. Kenyataannya, perekrut tidak
selalu membaca semua lamaran. Saya katakan dalam seminar Teknik
Pemasaran Diri di IPB suatu kali bahwa bahwa pelamar mungkin
terlalu romantis bila berpikir semua lamaran yang masuk akan dibaca
oleh perekrut. Bahwa ia akan melihat satu-satu. Bahwa ia akan
memahami semua kalimatnya baru membuat keputusan. Tidak. Perekrut
terlalu sibuk. Bahkan, kalau ia membaca lamaran, waktunya hanya 30
sampai dengan 120 detik. Itulah sebabnya AIDA bilang, lamaran
profesional cirinya mampu menarik perhatian dalam 10 detik pertama.
Sering Saya katakan dalam seminar bahwa apa pun alasannya, terjadi
hal di mana perekrut tidak sempat membaca, dan menilai kualitas
pelamar dengan melihat format lamaran. Ini manusiawi. Kita percaya
bahwa kualitas sesuatu dapat dinilai dari penampilannya. Ambil
satu kaleng susu yang penyok, kotor dan robek lalu yakinkan pada
pembeli di toko Anda, bahwa isinya sama sekali tidak rusak. Akankah
pembeli percaya? Secara psikologis, manusia menilai berdasarkan
penampilan. Dan perekrut adalah manusia.
Sejak beberapa tahun lalu Saya telah membuat daftar lamaran yang
buruk, tidak memunculkan persepsi kualitas diri pelamar (berdasarkan
yang Saya temui). Ada 16 jumlahnya. Dan inilah daftar tersebut:
1. Menggunakan tulisan tangan. Secara psikologis tulisan tangan
memang bisa mencerminkan kepribadian seseorang. Selain tidak ada
atau semakin langka ahli grafologi (ilmu analisis tulisan tangan)
di perusahaan-perusaha
2. Menggunakan kertas folio ganda bergaris (double folio) atau
mengisi blanko yang dijual di toko-toko.
3. Surat lamaran fotokopi, bukan asli. Anda ingin menghemat,
tetapi, penghematan tersebut justru menjadi tidak berarti sama
sekali, karena lamarannya langsung disingkirkan .
4. Salah menyebut nama atau jabatan dan divisi, departemen
atau bagian seleksi rekrutmen perusahaan yang dituju. Anda tentu
tak ingin nama Anda salah eja kan.
5. Tidak mencantumkan data-data lengkap (nama tidak sesuai
ijazah, alamat tidak lengkap atau tanpa nomor telepon), sehingga
perusahaan kesulitan menghubungi Anda.
6. Tidak mencantumkan kode jabatan / posisi yang
dilamar sehingga perusahaan tidak tahu, untuk apa dan ke mana
lamaran Anda akan diproses.
7. Foto dipersiapkan seadanya, tidak dengan pakaian rapi dan
formal.
8. Foto yang dilampirkan tidak sopan. Bagi Anda para wanita
yang cantik, jangan mengirimkan foto dengan pakaian terbuka. Foto
Anda dapat beredar di meja-meja manajer dan menimbulkan senyum-
senyum kecil di wajah para manajer. Setelah itu lamaran Anda akan
berakhir di mesin penghancur! Masalah bagi pelamar wanita ialah
foto yang merangsang atau malah tampak sepeti ibu-ibu.
9. Bagi pelamar pria masalahnya ialah foto dengan dada setengah
terbuka, kancing baju bagian atas dilepas, rambut yang urakan,
telinga atau hidung beranting, kumis dan cambang yang tidak terawat.
Foto-foto semacam ini niscaya menimbulkan kesan pelamar tidak
profesional dan tidak dapat diandalkan. Atau bahkan Anda sudah
berdasi dan jas tetapi raut wajah Anda kelihatan kaget, kurang
menjiwai jas dan dasi yang Anda kenakan.
10. Foto dihetter atau distaples (tidak dapat dilepas).
11. Menyertakan lampiran yang kurang perlu (sertifikat tak
bernilai jual, keikut-sertaan seminar, dll)
12. Dokumen tidak lengkap. Beberapa perusahaan memilih tidak
beresiko memproses lamaran yang tidak lengkap dokumennya.
13. Memanfaatkan referensi secara berlebihan. Ingat, secara
berlebihan. (Saya mengenal Bapak A, B, C, D di perusahaan ini.
Saya yakin Saya diterima karena Bapak pasti mengenal Bapak Z,
kan?). Dalam banyak kasus, cara semacam ini menurunkan kualitas
pelamar.
14. Lamaran dikirim dengan amplop kecil dan terlipat-lipat.
Membuat malas dibaca. Alamat di amplop ditulis tangan. Ini
benar-benar menurunkan nilai lamaran Anda
15. Surat lamaran (dan daftar riwayat) dibuat dengan mengisi
formulir lamaran kerja yang dijual di pasaran. Efeknya mengesankan
Anda melamar kerja dengan wawasan yang sangat miskin
16. Surat lamaran dijilid. Ini akan mengundang lebih banyak
guyonan daripada kesan bahwa Anda rapi. Untuk apakah semangat Anda,
bekerja atau membuat lamaran?
Ini hanya sedikit contoh. Selain daftar di atas, Anda pun bisa
menambahkannya berdasar pengalaman Anda. Ingatlah daftar ini baik-
baik. Simpanlah. Seumur hidup, sepanjang Anda mencari for a better
career Anda akan membutuhkannya.
Kembangkan diri Anda. Bila teknik pemasaran diri Anda berhasil,
Anda akan Berpenghasilan.
Penulis adalah Managing Partner AIDA Consultan,
email:
www.jobseekercouse.
__,_._,___


0 Comments:
Post a Comment
<< Home