Thursday, December 14, 2006

Cinta

Dapet dari milis neh…

Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,
Mereka yang saling mencintai, menyebutnya takdir.

Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kita kesusahan untuk menguji. Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa tertanam dalam.
Jika kita kehilangan cinta,
maka pasti ada alasan di baliknya.
Alasan yang kadang sulit
untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.

Mengapa menunggu?
Karena walaupun kita ingin mengambil satu
keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.
Karena walaupun
kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu,
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.

Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu
orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan iri dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat.

Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.

Bunga tidak mekar dalam waktu semalam, kota Roma tidak dibangun dalam sehari.
Kehidupan dirajut dalam rahim selama
sembilan bulan.
Cinta yang agung terus bertumbuh selama
kehidupan.
Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan
waktu yang lama, dan penantian kita tidaklah sia-sia.

Walaupun menunggu membutuhkan banya hal, iman, keberanian, dan pengharapan penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan.
Pada akhirnya, Tuhan dalam segala
hikmat-Nya, meminta kita menunggu, karena alasan yang penting.

***************************************************************
Kata Bijak Hari Ini.

Dengki itu memakan kebaikan, sebagaimana api membakar kayu.
Sedangkan sedekah itu menghapus kesalahan, sebagaimana air
memadamkan api. (Hadist Riwayat Ibnu Majah)




0 Comments:

Post a Comment

<< Home